Pakaian Adat Yogyakarta – Siapa yang tidak mengenal sistem keraton dan kesultanan yang ada di daerah istimewa Yogyakarta? Penerapan sistem tersebut saat ini masih menjadi daya tarik utama bagi para masyarakat lokal, luar kota hingga mancanegara. Adat dan budayanya pun masih terjaga sehingga banyak tradisi lokalnya yang masih dijalankan hingga kini. Begitupun dengan pakaian adat Yogyakarta, yang masih terjaga dan seringkali dipakai di berbagai acara adat keraton yang rutin diselenggarakan tiap tahunnya.
Pakaian Adat Yogyakarta
Daftar isi
Ragam Pakaian Adat Yogyakarta
Keindahan adat dan budaya Yogyakarta juga didukung dengan berbagai artefak atau bangunan sejarah yang berdiri kokoh. Bahkan Yogyakarta dijadikan sebagai kota budaya yang adat istiadat beserta simbol-simbol budayanya masih aman dan terjaga hingga kini.
Ragam Pakaian Adat Yogyakarta
Sama seperti daerah lainnya di Indonesia, Yogyakarta memiliki ragam pakaian adat Yogyakarta yang didominasi oleh baju kebaya dan kain batik. Aksesoris perhiasannya pun hampir sama dengan wilayah lain, yakni konde beserta hiasannya bagi para wanita. Sedangkan para pria pun mengenakan setelan jas atau batik dan penutup kepala.
Perbedaan dari pakaian adat Yogyakarta dengan wilayah lain ada pada corak batik dan penggunaan atau fungsi dari pakaian adat tersebut. Selain itu, pada sistem kesultanan Yogyakarta juga terdapat strata yang harus dipatuhi oleh warganya. Strata terebut dulunya dapat diperlihatkan melalui simbol baju adat yang dipakai seseorang di wilayah kesultanan. Namun, ada beberapa pakaian adat yang saat ini dimodifikasi dengan desain lebih modern agar bisa dikenakan oleh semua kalangan.
7 Jenis Pakaian Adat Yogyakarta yang Masih Dikenakan Hingga Kini
Jenis Pakaian Adat Yogyakarta
Mengetahui beragam jenis pakaian adat Yogyakarta tentu sangat penting untuk menambah wawasan budaya lokal. Selain itu, Anda juga bisa memanfaatkan wawasan tersebut untuk memunculkan ide menarik mendesain baju adat tersebut agar lestari, dan populer hingga mendunia. Simak beberapa jenis pakaian adat yang biasa dikenakan oleh masyarakat Yogyakarta berikut.
Busana Kebaya, Pakaian Adat Yogyakarta Untuk Wanita
Busana Kebaya, Pakaian Adat Yogyakarta Untuk Wanita
Baju adat untuk wanita Yogyakarta sebenarnya memiliki jenis yang sama dengan beberapa wilayah lain, yakni kebaya yang berwarna hitam. Memiliki corak yang khas berupa desain bunga-bunga yang ada di sekitar sisi baju dan pergelangan tangan. Bahannya terbuat dari kain sederhana namun dengan kualitas tinggi. Serta dilengkapi berbagai aksesoris seperti konde, dan kalung bersusun.
Setiap simbol dari perhiasan adat yang dikenakan wanita Yogyakarta memiliki makna masing-masing. Misalnya kalung bersusun, ada yang mengatakan bahwa kalung tersebut menandakan tentang simbol proses kehidupan manusia, mulai dari lahir, menjalani kehidupan di dunia, hingga pada alam kematian. Kemudian konde yang menandakan bahwa wanita seharusnya memiliki sikap yang lemah lembut.
Busana Surjan, Pakaiaan Adat Yogyakarta Untuk Pria
Busana Surjan, Pakaiaan Adat Yogyakarta Untuk Pria
Pakaian ini dibuat khusus untuk dikenakan para pria dewasa. Setelan baju atasan disebut busana surjan, sedangkan bawahan berupa kain batik yang biasa disebut jarik. Paduan tersebut dilengkapi dengan aksesoris penutup kepala yang dinamai blankon, serta sandal sepatu selop sebagai alas kakinya.
Setelan pakaian ini katanya memiliki kaitan dengan simbol-simbol penting yang dihubungkan dengan nilaiIslam. Misalnya kancing di bagian leher yang terdiri dalam jumlah 6 buah bermakna rukun iman, dan 2 kancing di bagian dada kanan dan kiri sebagai simbol syahadat. Bahkan ada sebuah kepercayaan yang mengatakan bahwa terdapat seseorang yang mengenakan busana surjan lengkap dengan berbagai aksesoris, kain batik, tali, ikat pinggang, dan stagen membuat berat badan menjadi ideal.
Busana Sabukwala Padintenan, Pakaian Adat Yogyakarta Untuk Anak Perempuan
Busana Sabukwala Padintenan, Pakaian Adat Yogyakarta Untuk Anak Perempuan
Pakaian adat khas Yogyakarta yang didesain khusus untuk anak perempuan berupa kebaya, serta bawahan yang terbuat dari kain batik dengan motif parang. Ada juga motif yang berbentuk seperti bulatan, bunga, atau juga hewan, kain tersebut umumnya terbuat dari katun yang nyaman. Busana anak perempuan tersebut dinamai dengan sabukwala padintenan, yang menggambarkan anak-anak yang ceria, karena bajunya didesain dengan berbagai warna. Mereka pun bisa melengkapi busana tersebut dengan aksesoris, seperti selendang, sabuk yang bentuknya seperti kupu-kupu, burung garuda atau merak, serta kalung yang berwarna emas. Pada bagian kepala anak perempuan juga bisa dihiasi dengan sanggul atau konde, serta mahkota kecil.
Busana Kencongan, Pakaian Adat Yogyakarta Untuk Anak Laki-Laki
Busana Kencongan, Pakaian Adat Yogyakarta Untuk Anak Laki-Laki
Selain untuk pria dewasa, baju adat untuk anak-anak laki-laki di Yogyakarta juga disediakan sendiri. Nama dari pakaian adat khusus anak laki-laki ini disebut busana kencongan. Hampir mirip dengan busana surjan namun dibuat dengan ukuran yang lebih kecil. Aksesorisnya pun hampir mirip, yakni selendang, ikat pinggang, dan sabut, serta sebuah blankon untuk menutupi kepala mereka.
Busana Samekanan, Pakaian Adat Yogyakarta Untuk Putri Raja
Busana Samekanan, Pakaian Adat Yogyakarta Untuk Putri Raja
Seperti halnya para bangsawan keraton, putri raja pun memiliki pakaian adat khas tersendiri yang menandakan simbol bahwa dirinya merupakan keturunan raja secara langsung. Nama setelan pakaian adat yang dikenakan putrid raja ialah busana samekanan. Busana tersebut terbuat dari kain yang fungsinya menjadi penutup dada sepanjang tubuh hingga bawah perut. Kemudian dipadukan dengan kain batik, dan kain kebaya yang terbuat dari katun, serta kain samekanan tritik. Para putri raja juga bisa mengenakan berbagai macam aksesoris menarik seperti cincin, kalung, gelang, anting, dengan sanggul di rambut tanpa mengenakan aksesoris apapun. Rambut tanpa perhiasan tersebut juga memiliki simbol, yang menggambarkan bahwa wanita dari keturunan kerajaan harus memiiki tatat karma dan kelembutan yang terjaga.
Busana Peranakan / Atela, Pakaian Adat Yogyakarta Untuk Abdi Dalem
Busana Peranakan Atela, Pakaian Adat Yogyakarta Untuk Abdi Dalem
Baju adat yang bernama atela ini biasanya digunakan untuk para abdi dalem keluarga kerajaan. Setelan busananya hampir mirip dengan busana surjan, dengan kain batik untuk bawahannya. Sementara penutup kepala berupa blankon dikenakan untuk laki-laki, dan konde atau sanggul dikenakan untuk perempuan. Warna yang dominan adalah warna gelap, seperti biru tua atau hitam. Setiap pernak-pernik yang ada di bajunya seperti jumlah kancing dan kerahnya juga memiliki simbol tentang nilai-nilai ajaran Islam, seperti pada busana surjan.
Pakaian adat para abdi dalem tersebut masih dikenakan hingga kini, terutama jika ada beberapa kegiatan penting yang diselenggarakan di keraton Yogyakarta.
Busana Ageng, Pakaian Adat Yogyakarta Untuk Para Petinggi Keraton
Busana Ageng, Pakaian Adat Yogyakarta Untuk Para Petinggi Keraton
Berbeda dengan pakaian adat yang dikenakan oleh rakyat jelata, para pejabat di Yogyakarta mengenakan busana ageng yang masih ada hingga saat ini, dan biasanya tetap dipakai untuk menghadiri acara-acara penting di keraton. Busana ageng terdiri dari jas jaken, yakni jas dengan bahan dasar berupa kain tenun bulu domba, wol, dan kain sekelat. Kemudian kain tersebut dilengkapi dengan bagian luar kain sutra yang panjang, Bagian bawahan biasanya mengenakan celana hitam atau kain batik yang memiliki motif dan corak khas. Sebagai penanda simbol kedudukan yang dimiliki oleh pejabat keraton, di atas kepalanya dilengkapi dengan aksesoris seperti kopiah berwarna hitam yang modenya dibuat tinggi dengan ukuran hingga 8 cm.